Konflik Thailand-Kamboja Kesempatan Amerika Serikat Tegaskan Pengaruhnya

Jumat 25-07-2025,11:17 WIB
Reporter : Agus Riyanto
Editor : Agus Riyanto

JAKARTA, Weradio.co.id - Pada hari Kamis, 24 Juli 2025, terjadi eskalasi bentrokan antara pasukan Thailand dan Kamboja di perbatasan, yang diawali dengan baku tembak antara pasukan darat di wilayah sengketa.

"Amerika Serikat (AS) memandang eskalasi Thailand-Kamboja "melalui lensa adu domba dan kuasai," ujar Brian Berletic, analis geopolitik dan mantan Marinir AS, kepada Sputnik seperti yang dibaca Weradio.co.id.

Brian Berletic memperingatkan bahwa jika konflik Thailand-Kamboja semakin tidak terkendali, hal tersebut dapat memperburuk konflik regional di mana AS juga turut berperan.

"Hal tersebut bakal menciptakan ketidakstabilan regional, memperlambat pertumbuhan dan pembangunan, serta memberi AS kesempatan untuk menegaskan kembali pengaruhnya di kawasan tersebut," tegas Berletic.

BACA JUGA:Thailand Merasa Sudah Benar Balas Serangan Kamboja

Analisis tersebut mencatat bahwa kebuntuan ini menghambat persatuan ekonomi dan politik yang selama ini didorong Tiongkok di seluruh kawasan.

"Persatuan tersebut memungkinkan banyak negara di kawasan "untuk bangkit dari dominasi Barat dan kolonialisme yang telah berlangsung turun-temurun," menurutnya.

"Meskipun AS dan Tiongkok memandang kawasan ini sebagai wilayah kepentingan, Tiongkok melihatnya melalui lensa kerja sama dan pembangunan bersama," tegas Berletic.

Tiongkok memiliki hubungan dekat dengan Kamboja dan Thailand, kata Berletic, seraya menambahkan bahwa otoritas Tiongkok “hampir pasti akan mendorong perdamaian dan stabilitas serta penyelesaian konflik yang cepat.”

BACA JUGA:Seluruh WNI di Kamboja Diminta Lapor Diri dan Ikuti Perkembangan Konflik Kamboja-Thailand dari Sumber Resmi

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB akan menggelar pertemuan tertutup pada Jumat pukul 19:00 GMT atau Sabtu pukul 02:00 WIB menyusul eskalasi ketegangan Thailand-Kamboja.

Demikian dikatakan  perwakilan Pakistan kepada RIA Novosti sebagaimana dilansir Antaranews.com. “Pertemuan tertutup besok pukul 3 sore [EST],” kata Misi Pakistan, yang saat ini memimpin Dewan Keamanan PBB.

11 warga tewas

Adapun Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Somsak Thepsuthin mengatakan bahwa 11 warga sipil, termasuk dua anak-anak, tewas dalam serangan roket Grad Kamboja. Serangan tersebut juga menyasar lima rumah sakit, dengan satu serangan langsung mengenai sebuah gedung rumah sakit di Provinsi Surin.

Militer Thailand menyebutkan bahwa mereka sudah mengerahkan jet tempur F-16 untuk melakukan serangan udara yang kemudian, menurut Kementerian Luar Negeri Thailand, dibalas Kamboja dengan serangan peluncur roket BM-21.

Kategori :