JAKARTA, Weradio.co.id - Penataan sejumlah taman yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bukan sekadar memperindah taman itu, tetapi juga untuk menjawab keluhan lama warga tentang banjir dan bau tak sedap di sekitar taman.
Makanya, Pemprov DKI Jakarta mengintegrasikan sistem drainase dan infrastruktur hijau dalam desain taman untuk memaksimalkan daya resap air dan sirkulasi udara.
“Baru kali ini kami membangun taman dengan pendekatan ekologis yang serius. Kami tidak bisa lagi menunda masalah banjir dan polusi bau yang mengganggu. Perlu biaya besar, iya, tapi ini investasi untuk kualitas hidup warga Jakarta,” tegas Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam siaran persnya yang dibaca Weradio.co.id.
Pramono Anung, meninjau langsung Taman Langsat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 7 Agustus 2025. Ini sebagai langkah awal dalam penataan kawasan taman yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan bertaraf internasional. Penataan ini mencakup integrasi tiga taman ikonik di Jakarta Selatan—Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser yang akan disatukan menjadi satu kawasan bernama Taman Bendera Pusaka.
Penataan yang dilakukan Pemprov DKI bukan sekadar memperindah taman, melainkan juga untuk menjawab keluhan lama warga tentang banjir dan bau tak sedap di sekitar taman. Mengintegrasikan sistem drainase dan infrastruktur hijau dalam desain taman untuk memaksimalkan daya resap air dan sirkulasi udara. Itu langkah yang akan diambil Pemprov DKI.
BACA JUGA:Pemprov Jakarta Sulap Kawasan Barito Jadi TBP yang Integrasikan Tiga Taman Besar
Selain itu, penataan ini juga menjadi upaya untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka hijau yang sehat, aman, dan fungsional.
“Ke depan, Taman Langsat akan dilengkapi berbagai fasilitas olahraga gratis serta sarana yang dapat diakses oleh berbagai kelompok masyarakat,” ujar Gubernur Pramono.
Sebagai bagian dari kebijakan taman 24 jam, integrasi ini bertujuan membuka akses yang lebih luas dan adil bagi masyarakat.
Rencana desain dan konsep taman disusun secara kolaboratif dengan melibatkan arsitek, akademisi, komunitas, dan warga. Taman ini akan menjadi representasi nilai kebangsaan dan sejarah Indonesia, sekaligus ruang publik modern yang siap menyambut tamu dari negara-negara ASEAN, mengingat letaknya yang strategis di kawasan Blok M—pusat kawasan ASEAN di Jakarta.
Penataan Taman Bendera Pusaka ditargetkan rampung secara bertahap dan diharapkan menjadi model taman kota yang inklusif, fungsional, dan menginspirasi pembangunan ruang publik di wilayah lainnya.
BACA JUGA:PGN Hadirkan Layanan Mobil Bengkel Keliling BBG di Tiga Kota
BACA JUGA:PGN Dukung Pengembangan Wisata Berkelanjutan