JAKARTA, Weradio.co.id - Harga Bitcoin kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa yaitu All Time High (ATH) di level US$ 124.474 atau setara sekitar Rp 2 miliar (kurs dolar AS Rp 16.089), Kamis, 14 Agustus 2025.
Pencapaian ini melampaui rekor sebelumnya pada Juli sebesar US$ 122.838 atau setara Rp 1,97 miliar, sekaligus menjadikan Bitcoin sebagai aset terbesar keenam di dunia, mengungguli kapitalisasi pasar Alphabet (Google) dan Amazon.
Berdasarkan data Tokocrypto yang dibaca Weradio.co.id, Senin, 18 Agustus 2025, kenaikan harga Bitcoin mencapai 7% dalam sepekan terakhir. Reli ini terjadi di tengah ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin pada pertemuan September mendatang, dengan probabilitas di atas 90%. Bahkan, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent sempat menyebut peluang pemangkasan hingga 50 basis poin.
Penurunan suku bunga dinilai akan meningkatkan likuiditas di pasar dan memperkuat minat investor pada aset berisiko, termasuk kripto. Sentimen positif juga didorong oleh data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat 2,7%, serta stabilnya Indeks Harga Produsen (PPI).
BACA JUGA:OJK Mau Bikin SID untuk Kripto, Apa Dampaknya Buat Investor?
Seiring reli Bitcoin, aset kripto lain seperti Ethereum (ETH) ikut menguat hingga 28% dalam tujuh hari terakhir, mendekati rekor tertingginya di US$4.891. XRP juga mengalami kenaikan signifikan, didukung kejelasan regulasi pasca resolusi kasus SEC versus Ripple.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menilai bahwa momentum kenaikan ini tidak hanya didorong oleh faktor makroekonomi, tetapi juga oleh dinamika pasar yang sehat.
“Dari sisi order book, tekanan jual di Bitcoin relatif tertahan meskipun harga mendekati puncak. Ini menandakan ada minat beli yang kuat dan potensi reli lanjutan jika tekanan jual mereda. Selain itu, iklim regulasi yang lebih ramah terhadap kripto di bawah pemerintahan AS saat ini semakin memperkuat sentimen positif investor,” jelas Fyqieh.
Fyqieh melanjutkan ada beberapa variabel kunci yang mendorong lonjakan harga Bitcoin. Ia menyebutkan, arus masuk dana ke ETF yang kuat, adopsi institusional yang terus-menerus, dan latar belakang makroekonomi yang mendukung, termasuk diskusi tentang potensi penurunan suku bunga menjadi katalis utama. Ia melihat sentimen pasar tetap bullish, karena investor kini memandang Bitcoin tidak hanya sebagai aset pertumbuhan, tetapi juga sebagai lindung nilai inflasi yang efektif.
BACA JUGA:Pasar Kripto Waspada, Bitcoin Bertahan, Altseason Mulai Terlihat
Dengan kapitalisasi pasar yang terus meningkat dan minat investor yang menguat, para pelaku pasar kini menunggu arah pergerakan Bitcoin selanjutnya, apakah akan melanjutkan penemuan harga baru atau mengalami koreksi setelah lonjakan cepat?