Kesaksian Warga Saat Rumah Sri Mulyani di Bintaro Dijarah Massa Tak Dikenal

Senin 01-09-2025,10:55 WIB
Reporter : Defri Saefullah
Editor : Defri Saefullah

JAKARTA,Weradio.co.id - Rumah Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani di Jalan Mandar, Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan, Provinsi Banten turut terdampak demo masa yang berlanjut ke penjarahan di Jakarta dan sekitarnya. Setelah Ahamd Sahroni, Uya Kuya dan Eko Patrio, orang-orang tak dikenal dikabarkan menjarah beberapa barang dari rumah Sri Mulyani pada Minggu 31 Agustus 2025.

Berdasarkan kesaksian sejumlah warga di sekitar jalan itu, seperti dilansir antara yang dibaca Weradio.co.id, penjarahan itu berlangsung dalam dua gelombang.

"Gelombang pertama sekitar jam satu (dini hari), gelombang kedua terjadi sekitar jam tiga (dini hari)," kata Joko Sutrisno, staf pengamanan di rumah itu.

Kesaksian Joko sejalan dengan keterangan beberapa warga termasuk seorang warga yang meminta disapa dengan Renzi saja.

BACA JUGA:Rumah Dijarah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Mundur dari Kabinet?

Keterangan sama disampaikan tiga tenaga satuan pengamanan di mulut komplek Mandar dan seberang jalan komplek itu, yang berjarak sekitar 150-160 meter dari rumah yang dijarah.

"Tapi Bu Sri (Mulyani) tidak ada di rumah kok," kata Renzi, yang diamini Joko Sutrisno.

Joko mengaku yang ada di rumah, hanya dirinya dan satu keluarga dari kerabat. Kerabat itu diungsikan ke rumah tetangga sebelah sebelum massa menjarah rumah tersebut.

Tampak di depan rumah yang dijarah itu, masih terdapat tumpukan barang-barang yang hendak dijarah, tapi belum sempat diangkut oleh para penjarah.

BACA JUGA:Begini Cara Menkeu Sri Mulyani Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen

Rumah itu sendiri terletak persis di ujung jalan, dan kini dijaga ketat oleh personel TNI dalam jumlah yang lebih banyak lagi.

Dari keterangan Joko dan warga lain, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di rumah itu. Pun tak ada kendaraan roda empat yang dirusak, karena memang sedang tidak ada di sana.

Menurut para saksi mata, penjarahan gelombang kedua adalah yang paling mengerikan karena melibatkan ratusan orang, bahkan mungkin seribuan orang.

"Saya hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumah saya saja, tak berani keluar, karena banyak sekali orang-orang yang datang," kata seorang tetangga yang meminta namanya tak disebutkan.

BACA JUGA:Sudah Saatnya Presiden Prabowo Segera Merespon

Kategori :