JAKARTA, Weradio.co.id - Provinsi DKI Jakarta membukukan hatrik atau tiga gelar juara di bidang olahraga pada tahun 2025. Namun, mereka memiliki ambisi lebih besar, yakni mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah. Andri mengungkapkan pendapatnya seusai menjadi pembicara dalam diskusi terbuka bertajuk Evaluasi POPNAS XVII 2025: terkait masalah evaluasi capaian Strategi Pembinaan Atlet Muda DKI Jakarta Secara Menyeluruh. Diskusi berlangsung di Gedung KONI DKI Jakarta, Kamis, 13 November 2025.
Seperti diketahui, tahun ini Jakarta menjadi juara umum pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XI, PON Bela Diri di Kudus, dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS).
Namun, menurut Andri Yansyah, walaupun Jakarta sudah berhasil mengukir hatrik bersejarah tersebut, mereka tetap harus melakukan evaluasi menyeluruh dengan melibatkan berbagai macam pihak.
BACA JUGA:Ada Neo Nazi, Pelaku Pengeboman SMAN 72 Tiru Aksi 6 Tokoh Kekerasan
"Evaluasi kami lakukan guna mendapatkan input-input atau masukan-masukan, sehingga nanti prestasi olahraga Jakarta tidak hanya untuk Jakarta, melainkan juga untuk Indonesia di pentas dunia," tutur Drs Andri Yansyah M.H kepada media, termasuk Weradio.co.id.
Salah satunya adalah dengan menggelar diskusi terkait masalah evaluasi capaian Provinsi Jakarta di POPNAS 2025. "Ini salah satu strategi pembinaan atlet muda DKI Jakarta menuju Indonesia Jaya," tanbah Magister Ilmu Hukum Universitas Borobudur tersebut.
Selain itu, Jakarta bakal lebih selektif dalam menyeleksi atlet muda dari kalangan pelajar yang akan mereka bina. Makanya, diperlukan sinergi dengan Kementerian Pendidikan.
"Pasti kami akan bekerja sama dengan dinas pendidikan. Bahkan, kepala dinas pendidikan kami adalah ketua salah satu cabang olahraga sepak takraw, sehingga ini menjadi salah satu support yang sangat luar biasa untuk memberikan potensi-potensi yang ada di sekolah-sekolah di Jakarta untuk bisa didaftarkan sebagai atlet kami," tutur Andri Yansyah.
Konsep piramida
BACA JUGA:Ada 7 Bom yang Coba Diledakkan Siswa Bermasalah di SMAN 72
Pada acara yang sama, Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Prof Hidayat Humaid menyoroti pentingnya kesinambungan pembinaan olahraga dari tingkat pelajar hingga ke jenjang prestasi internasional.
Hidayat menggunakan konsep piramida dengan melibatkan dua lembaga utama yakni Dispora (untuk pelajar dan mahasiswa) serta KONI DKI Jakarta (untuk tingkat prestasi).
Hidayat berpendapat, pembinaan dimulai dari tahap pemassalan dengan memperkenalkan olahraga secara luas kepada anak-anak dan remaja. Tahapan ini menjadi pondasi utama agar minat dan partisipasi tumbuh secara alami.
Profesor Hidayat Humaid mengatakan, “Olahraga sangat mengutamakan proses. Kalau prosesnya bagus, hasilnya pasti bagus. Namun, kami harus terus mencari solusi agar pembinaan tidak terputus ketika atlet lulus dari PPOP (Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar) dan masuk ke perguruan tinggi. Di usia mahasiswa, performa atlet biasanya mencapaimasa keemasannya."