Rusia Ngeyel, Donald Trump Ancam Bantu Ukraina dengan Rudal Tomahawk Jarak Jauh
Rudal Tomahawk siap dikirim ke Ukraina-X-
"Apa yang seharusnya dipikirkan Federasi Rusia? Bagaimana seharusnya Rusia bereaksi?", ujarnya.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Girang Bank Himbara Ngebut Salurkan Dana Rp 200 Triliun Suntikan Pemerintah
Pada Senin pagi, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menegaskan kembali komentar Peskov.
"Bagaimana seharusnya Rusia merespons? Tepat sekali!" ujar Medvedev di media sosial.
"Pengiriman rudal-rudal ini bisa berdampak buruk bagi semua orang. Dan pertama-tama – bagi Trump sendiri," tulisnya.
Medvedev, yang selama beberapa tahun terakhir telah tumbuh menjadi sosok yang semakin agresif, sering mengunggah postingan di media sosial yang mengusung posisi yang lebih ekstrem daripada Kremlin.
BACA JUGA:Victoria Run 2025 Diikuti 8.000 Peserta, Diawali Donor Darah
Ia dan Trump pernah berselisih paham secara daring sebelumnya. Komentar Medvedev pada bulan Agustus membuat Trump mengatakan bahwa ia telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk bergerak lebih dekat ke Rusia.
Sejak dimulainya invasi skala penuh Rusia pada tahun 2022, Kyiv telah mengajukan beberapa permintaan rudal jarak jauh, karena mempertimbangkan untuk menyerang kota-kota Rusia yang jauh dari garis depan konflik yang sedang berlangsung.
Memperkuat Militer
Dalam panggilan telepon mereka baru-baru ini, Zelensky dan Trump membahas upaya Ukraina untuk memperkuat kemampuan militernya, termasuk meningkatkan pertahanan udara dan persenjataan jarak jauhnya.
Kota-kota di Ukraina, termasuk Kyiv, telah berulang kali dibombardir Rusia dengan drone dan rudal. Rusia secara khusus menargetkan infrastruktur energi Ukraina menjelang musim dingin, yang menyebabkan pemadaman listrik yang meluas.
BACA JUGA:Honda Malaysia Racing Team (HMRT) Jalani Simulasi Endurance Race di Sepang Malaysia
Bulan lalu, utusan khusus Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, menyatakan bahwa presiden AS telah mengizinkan serangan jauh ke wilayah Rusia, dan mengatakan kepada Fox News bahwa "tidak ada tempat perlindungan" dari serangan dalam perang Rusia-Ukraina.
Sebuah spanduk tipis berwarna abu-abu mempromosikan buletin US Politics Unspun. Di sebelah kanan, terdapat gambar koresponden Amerika Utara Anthony Zurcher, mengenakan setelan jas biru dan kemeja serta dasi abu-abu. Di belakangnya terdapat visualisasi Gedung Capitol dengan garis-garis vertikal merah, abu-abu, dan biru. Spanduk tersebut bertuliskan: "Buletin yang menembus kebisingan."