DPRD Maluku Gelar FGD, Pencemaran Mercuri Jadi Perhatian Serius

DPRD Maluku Gelar FGD, Pencemaran Mercuri Jadi Perhatian Serius

FGD yang diselenggarakan DPRD Provinsi Maluku berlangsung di lantai V kantor setempat, Senin 21 Juli 2025. -weradio.co.id-DPRD Maluku

BACA JUGA:Keluarga Ungkap Penyakit Sebenarnya yang Diderita Aktor Bruce Willis

"Untuk itu belum terlambat, dalam mengambil langkah-langkah penanganan, untuk menertibkan. Jadi kalau pernah ditutup tahun 2018, tapi karena tidak ada solusi maka aktivitasnya berjalan lagi 3 tahun kemudian, padahal mereka sudah patuh," kata Male.

Male kemudian menunjukan hasil penelitian dari pihaknya. Hasil penelitian ini menunjukan, mercuri sudah mengkontaminasi ekosistem. Jadi, belum terlambat untuk dilakukan penertiban, dan melakukan penambangan dengan teknologi yang benar, serta tidak menggunakan bahan berbahaya dan beracun.
Male juga menyinggung soal sinabar atau mineral berwarna merah yang merupakan bijih utama merkuri, di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Dia mengungkapkan, dari permodelan arus, limbah yang keluar ke laut akan sampai ke teluk luar. Jika masalah ini tidak tertangani dengan baik, maka akan menjadi persoalan yang besar.

"Kan mereka menambangnya di laut. Nah, sedimen itu akan terdistribusi ke teluk Piru, lewat Kaibobu hingga ke Kamariang. Jadi mari, ditata dengan baik, supaya jangan sedimen yang mengandung sinabar itu tersebar melalui laut. Karena kita sudah buktikan lewat permodelan arus," pungkas dia.

BACA JUGA:Manchester United Dapatkan Tanda Tangan Mbeumo Seharga Rp 1,6 Triliun

Untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut, untuk seluruh biota. Karena indikasi awal, bahwa di tanah, tumbuhan dan hewan sudah ada, walaupun konsentrasinya rendah.

"Oleh Tuhan bahan berbahaya dan beracun kalau tidak ditangani dengan baik akan sangat berbahaya. Itu kan sudah di kedalaman, tapi oleh manusia digali kemudian ampasnya dibuang.

Nah, ampasnya ini akan masuk ke ekosistem, lalu dimakan oleh hewan, dan diserap oleh tumbuhan. Itu yang bahaya," tandas Male.