Potensi LNG Impor untuk Atasi Masalah Pasokan Gas Domestik, Ini Keterangannya

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, mengatakan, kondisi keseimbangan pasokan gas nasional membutuhkan tambahan volume untuk memenuhi permintaan gas domestik.-Weradio.co.id-MSN
JAKARTA, Weradio.co.id – Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, mengatakan, kondisi keseimbangan pasokan gas nasional membutuhkan tambahan volume untuk memenuhi permintaan gas domestik.
“Konsumsi sebagian besar pengguna gas yang berada di wilayah Indonesia bagian barat meningkat, sementara produksi gas di wilayah tersebut menurun,” kata Komaidi dalam keterangan resmi yang dibaca Weradio.co,id, Senin, 18 Agustus 2025.
Defisit pasokan gas pada wilayah Indonesia bagian barat, kata Komaidi, diproyeksikan meningkat dari sekitar 189 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) pada 2025 menjadi sekitar 803 MMSCFD pada 2035.
“Surplus produksi gas di wilayah Indonesia bagian timur belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan untuk menutup defisit di wilayah barat karena terkendala infrastruktur distribusi yang belum cukup tersedia,” jelas Komaidi.
BACA JUGA:Harga Bitcoin Melejit ke Rp 2 Miliar, Sentimen Pasar Kripto Kian Bullish
Sementara, pasokan LNG domestik yang notabene relatif tidak terkendala infrastruktur distribusi telah terikat kontrak ekspor jangka panjang.
Karena itu, pemenuhan kebutuhan LNG domestik seringkali hanya dapat dilakukan dengan mengalihkan sebagian kargo ekspor yang di dalam pelaksanaannya menghadapi sejumlah tantangan terutama dari sisi biaya.
Untuk 2025 misalnya, PGN tercatat baru mendapatkan alokasi 5 kargo dari total kebutuhan sekitar 11 kargo LNG. Impor LNG dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pasokan gas domestik tersebut sampai dengan produksi dan infrastruktur gas domestik dapat memenuhi kebutuhan gas pada seluruh wilayah di Indonesia.
Berdasarkan data, harga LNG impor dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia yang diperdagangkan di pasar Asia relatif kompetitif dengan harga LNG domestik.
BACA JUGA:Aturan Baru Pajak Kripto, Pelaku Usaha Wajib Adaptasi
“Rata-rata harga LNG Free on Board (FOB) selama periode 2024 dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia masing-masing sekitar US$ 7 per MMBTU, US$ 7 per MMBTU, US$ 9 per MMBTU, dan US$ 11 per MMBTU.
Pada periode 2024 harga LNG dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia sampai pada titik serah di pasar Asia masing-masing sekitar US$ 10,5 per MMBTU, US$ 11,5 per MMBTU, US$ 11,5 per MMBTU, dan US$ 12,5 per MMBTU.
Jika mengacu pada formula harga LNG domestik yang ditetapkan 17,4% x ICP, sementara rata-rata ICP 2024 sebesar US$ 78,14 per barel, maka rata-rata harga LNG domestik selama periode 2024 adalah sekitar US$ 13,59 per MMBTU. Mengacu pada data tersebut, harga LNG impor dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia dapat dikatakan relatif kompetitif dengan harga LNG domestik.
Dari empat negara yang potensial menjadi sumber impor LNG tersebut, Amerika Serikat berpotensi dapat memberikan harga LNG yang lebih kompetitif.