Bangga! Gegara Dimuat Majalah Möbelmarkt, Kayu Jati Indonesia Paling Dicari di Jerman, Kok Bisa ya?

Bangga! Gegara Dimuat Majalah Möbelmarkt, Kayu Jati Indonesia Paling Dicari di Jerman, Kok Bisa ya?


Gegara dimuat Majalah Möbelmarkt, Kayu Jati Indonesia Paling Dicari di Jerman ||KBRI Jerman

WERADIO.CO.ID - Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu penghasil kayu jati terbesar.

Jenis kayu keras ini menjadi komoditas yang dihargai mahal karena tampilan dan sifat kayunya yang unik.

Industri furnitur kayu jati berkembang pesat di Indonesia dan didominasi oleh pelaku usaha kecil dan menengah.

Kayu jati Indonesia adalah kayu yang sustainable, legal dan socially responsible karena Indonesia sudah menerapkan “Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)” yang diakui Uni Eropa.

BACA JUGA:Tanaman Binahong Diandalkan untuk Sembuhkan Beragam Penyakit, Begini Fakta dan Cara Mengolahnya

Ini adalah kelebihan kayu jati Indonesia dibandingkan dengan kayu jati dari negara Asia Tenggara lainnya yang beberapa tahun belakangan ini ditengarai mengalami kemerosotan reputasi karena tuduhan over-eksploitasi lahan hutan dan kerusakan lingkungan karena pembukaan perkebunan kayu jati.

Kayu jati banyak dicari di Asia umumnya untuk kayu konstruksi bangunan, pintu, jendela dan bahkan sebagai materi pembuatan kapal.

Tapi di Jerman, kayu jati banyak ditemui di pekarangan dan taman, baik untuk bahan lantai parquet atau furnitur luar ruang.

Namun perlahan masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mulai sadar mengenai banyaknya kayu hasil penebangan liar yang merusak lingkungan, dan mereka mulai memperhatikan informasi dari mana kayu yang mereka beli berasal dan apakah ditebang dari perkebunan kayu yang ramah lingkungan.

BACA JUGA:Catat! Inilah Ciri-Ciri Anak Yang Sembuh dan Selesai Isoman dari Covid-19

“Dan itu bagus dan hal yang baik!” respon Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno.

“Hal ini membuat industri kayu Indonesia tidak hanya memperhatikan bahwa kayu yang mereka produksi berasal dari perkebunan kayu, tapi juga bahwa kayunya diproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.”

Industri kayu sudah ada di Indonesia sejak abad ke-18, dan saat ini Pemerintah melalui SVLK mengontrol dan mendokumentasikan kepatahuan pelaku industri kayu terhadap aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.