Film Horor di Mata Mahasiswa, Catatan Ringan Nobar Jalan Pulang

Film Horor di Mata Mahasiswa, Catatan Ringan Nobar Jalan Pulang

Kegiatan nonton bareng film horor bertajuk Jalan Pulang, yang diadakan oleh kelas Mata Kuliah Komunikasi Gender yang mahasiswanya mayoritas Semester IV tapi ada juga mahasiswa Semester VI.-weradio.co.id-Fisip Uhamka

Demi kesembuhan putrinya, Lastini mesti menghadapi perjalanan panjang yang penuh tantangan. Ditambah Arum harus sembuh sebelum waktu ulang tahunnya yang jatuh di tahun kabisat jika ingin selamat. Perjalanan Lastini dan Arum ditemani dua anak lainnya, yaitu Lia dan Rama. Mereka menyusuri berbagai pelosok Pulau Jawa demi mencari pertolongan dari para dukun dan kekuatan ilmu leluhur.

BACA JUGA:Presiden Prabowo dan Pangeran Saudi Sepakati Tata Kelola Dewan Koordinasi

Di tengah perjalanan jalan, mereka tak hanya melawan ancaman dari sosok gaib yang jahat, tapi juga menghadapi rasa takut, keputusasaan, dan ujian kekuatan cinta keluarga serta kasih sayang seorang ibu. Bahkan, mereka pun menemukan fakta tak pernah diduga yang mengubah kehidupan mereka.

Dalam film ini, disuguhkan konflik batin seorang istri yang harus kehilangan suami, sekaligus perjuangan seorang ibu yang penuh kasih sayang untuk menyelamatkan anaknya. Film horor ini diperankan oleh berbagai aktor dan aktris ternama. Bahkan, film ini akan menampilkan tiga aktris yang dijuluki sebagai 'ratu horor Indonesia' yaitu Luna Maya, Taskya Namya, dan Shareefa Daanish.

Selain itu, ada Saskia Chadwick, Raffan Al Aryan, Teuku Rifnu Wikana, Sujiwo Tejo, Kiki Narendra, Ruth Marini, dan Jajang C. Noer, yang mendukung alur cerita film ini semakin menarik. Alur cerita film ini tidak melulu menakut-nakuti lewat penampakan atau efek kejut.

Sutradara lebih memilih membangun atmosfer mencekam secara perlahan, memanfaatkan suasana hening, suara-suara alam, dan raut wajah para karakter. Unsur psikologis ini yang kemudian menjadi bahan diskusi ringan selepas pemutaran film.

BACA JUGA:Ikuti Potek Dance Fest, Komunitas Dance Kamu Bisa Liburan ke Korea Selatan

Jalan Pulang merupakan film horor yang lebih dari sekadar teror jump scare. Dengan fondasi kuat di atmosfer mistis Jawa, sinematografi yang menggugah, dan inti cerita yang emosional, film ini menawarkan pengalaman sinematik bernuansa keluarga dan spiritual.

Jalan Pulang mengajak penonton menapaki lorong gelap antara keyakinan dan keraguan, antara tradisi dan kenyataan. Ini bukan hanya tentang pulang secara fisik, tapi tentang perjalanan batin seorang ibu yang rela menempuh jalan paling menakutkan demi anaknya. Bagi pecinta horor yang haus akan cerita emosional dan kental nuansa budaya, film ini tak boleh dilewatkan.

Setelah film usai, suasana berubah menjadi forum diskusi informal. Tidak sedikit yang menanggapi film dengan serius, meskipun suasananya santai.Ada juga yang cuma "Teriak laper euy". “Ini bukan film horor biasa. Bukan cuma hantunya yang bikin merinding, tapi juga trauma dan rasa bersalah yang dibawa tokohnya,” kira-kira celoteh mahasiswa.

Sementara itu, mahasiswa lain menyoroti penggunaan latar budaya lokal dalam film. “Aku suka karena ceritanya dekat sama realitas. Banyak cerita rakyat di kampungku yang mirip-mirip gitu,” timpal Novri yang bicara bak pengamat. Novri menilai bahwa pengangkatan budaya lokal bisa jadi kekuatan film horor Indonesia.

BACA JUGA:Angkasa Pura Supports Raih Skor 4.90 Indeks Pelayanan Publik Kategori A

Lebih dari Sekadar Hiburan 

Di balik jeritan dan tangan yang refleks menutup mata, nonton film horor bersama menyimpan makna sosial yang menarik. Film menjadi medium pemersatu. Tak ada batasan antara angkatan tua atau baru, semuanya larut dalam cerita. Bahkan mahasiswa yang biasanya pendiam pun ikut berkomentar usai pemutaran.

Nobar film horor juga menciptakan ruang ekspresi bebas. Tak ada jawaban salah ketika membahas makna simbol dalam film. Semua bisa menafsirkan sesuai perspektif masing-masing. Hal ini secara tidak langsung melatih kepekaan, empati, dan keberanian menyuarakan pendapat—sesuatu yang esensial dalam dunia akademik dan sosial.