Negeri Bintang Daud Versus Negeri Para Mullah, Simak Penjelasan Pengamat

Pengamat Independen Kawasan Timur Tengah, Adv Ferry Edyanto SH, mengatakan, Perang Israel dan Iran bukan konflik ideologi atau keyakinan. Ini soal perebutan pengaruh, siapa yang paling berkuasa atas hegemoni di kawasan itu.-Weradio.co.id-Facebook Ferry Edyanto
BACA JUGA:Ngeri, Gelombang Panas Hantam Amerika Utara
Namun, masalah tak berhenti sampai di sini. Kehadiran Israel tak dikehehendaki oleh negara-negara Arab, yakni Mesir, Yordania, Suriah, dan Irak. Namun, hanya tempo enam hari ke empat negara Arab tersebut berhasil dikalahkan Israel pada tahun 1967.
“Alhasil, daratan teritorial Israel jadi bertambah luas. Sesuai hukum perang, negara yang berhasil merebut kemenangan berhak atas teritorial yang dikuasainya,” jelas Ferry Edyanto.
Sejak itu, Arab Saudi, Mesir, Yordania, Suriah, Qatar, Uni Emirat Arab dan Irak dan beberapa negara Arab lainnya menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel. Namun tidak untuk Iran.
Musuh Bebuyutan
Sejak itu, rezim Iran Ali Khamenei menjadi busuh bebuyutan Israel. Berbagai cara dilalukan Iran untuk membuat keributan untuk memancing perhatian dunia. Iran memobilisasi milisi-milisi di Lebanon, Palestina dan Suriah untuk menyerang Israel.
BACA JUGA:Wow, Paris Hilton Beli Rumah Bekas Mark Wahlberg Rp 1 Triliun
Ali Khamenei memperoleh dukungan besar daei rakyatnya setelah menggulingkan Reza Shah Pahlavi dukungan Amerika Serikat. Meski mendapat sanksi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, Ali Khamenei menjadi idola di negaranya. Lewat dukungan Rusia, China, Malaysia dan Korea Utara, Iran tetap mendapatkan devisa untuk anggaran belanja negaranya lewat minyak dan gas bumi.
Bahkan, sejumlah negara Arab di Timur Tengah lebih memilih berkawan dengan Israel karena banyak kepentingan dari Israel yang disebut negara Bintang Daud itu. Israel merupakan negara produktif yang menemukan berbagai teknologi baru bagi kemaslahatan dunia. Mulai dari teknologi pengairan modern, pertanian, kedokteran, perminyakan hingga militer dan ruang angkasa.
Pengamat Independen Kawasan Timur Tengah, Adv Ferry Edyanto SH-Weradio.co.id-Rio Winto
Ali Khamenei dan Benjamin Netanyahu, menurut Fery Edyanto, keduanya mempunyai karakter sama, yaitu garis keras, sama-sama keras kepala dan punya obsesi yang sama. Menguasai kawasan. Siapa yang lebih kuat, maka dialah yang mengendalikan kawasan yang kaya akan minyak itu.
“Perang Israel dan Iran bukan konflik ideologi atau keyakinan. Ini soal perebutan pengaruh, siapa yang paling berkuasa atas hegemoni di kawasan itu. Mirip rebutan lahan parkir sejumlah anggota ormas di negara kita,” pungkas Ferry Edyanto, pengamat Independen Kawasan Timur Tengah.