Saham IPO CDIA Melejit, Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya Indonesia Lagi

Ilustrasi kantor bursa efek Indonesia-gambar dibuat dengan leonardo Ai-
JAKARTA.Weradio.co.id - Kinerja saham IPO atau Initial Public Offering seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) bikin cuan banyak orang. Saham yang melantai di bursa saham pada Rabu, 9 Juli 2025 itu itu kini melonjak harganya dari harga awal Rp 190 menjadi Rp 400 per lot.
Taipan energi dan petrokimia, Prajogo Pangestu salah satu yang memetik cuan dari kenaikan harga saham IPO CDIA. Dia, seperti dilansir investor.id, kini resmi menjadi orang terkaya asal Indonesia versi Forbes The World's Real-Time Billionaires per 11 Juli 2025, menggeser posisi Low Tuck Kwong yang sebelumnya menduduki peringkat teratas.
Prajogo orang terkaya di Indonesia ini berada di posisi ke-71 dunia dengan total kekayaan sebesar US$27,7 miliar atau sekitar Rp4.492 triliun (kurs Rp16.220 per dolar AS). Sementara itu, Low Tuck Kwong, pendiri Bayan Resources, turun ke posisi 75 dengan kekayaan US$27,1 miliar atau sekitar Rp4.394 triliun.
Lonjakan kekayaan Prajogo ditopang oleh kinerja gemilang saham-saham milik Grup Barito Pacific di pasar modal dalam beberapa tahun terakhir. Emiten seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), dan yang terbaru PT Chandra Daya Investasi Asia Tbk. (CDIA), menjadi penyumbang utama akumulasi kekayaannya.
Suksesnya IPO CDIA yang merupakan anak usaha Barito Group,seperti dikutip Weradio.co.id dari investor.id, hingga mencetak auto reject atas (ARA) sejak hari pertama perdagangan hingga saat ini, membuat kekayaan Prajogo semakin menggunung.
Adapun, kinerja saham luar biasa juga tercermin pada CUAN, yang naik dari harga IPO Rp220 menjadi Rp13.200 hanya dalam dua tahun atau tumbuh lebih dari 4.700%. Hal ini menjadikan Grup Barito Pacific sebagai magnet baru bagi investor di pasar modal domestik.
BACA JUGA:Kejaksaan Agung Tetapkan Riza Chalid Jadi Tersangka Baru Dugaan Korupsi Minyak Mentah
BACA JUGA:Single Jump Blackpink Dirlis Setelah Penantian 2 Tahun 10 Bulan
Sekilas Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu dikenal sebagai pengusaha yang membangun usahanya dari nol. Lahir dari keluarga pedagang karet sederhana di Kalimantan dan hanya lulus SMP, ia pernah bekerja sebagai sopir angkutan umum dan menjual ikan asin serta bumbu dapur sebelum bergabung dengan PT Djajanti Group milik pengusaha Malaysia, Burhan Uray, pada 1969.
Setelah meniti karier hingga menjadi General Manager, Prajogo memutuskan membeli perusahaan kayu yang hampir bangkrut bernama CV Pacific Lumber Coy menggunakan dana pinjaman bank. Perusahaan tersebut kemudian berkembang menjadi PT Barito Pacific, yang menjadi raksasa industri kayu di era Orde Baru.
Prajogo kemudian merambah ke sektor petrokimia dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi mayoritas saham Chandra Asri dan menjadikannya produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.