Instrumen Finansial Inovatif Percepat Pembangunan Transmisi Listrik EBT

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang ESDM, Aryo Djojohadikusumo dalam Energy Insights Forum bertajuk The Energy We Share, yang digelar Kadin Bidang ESDM bersama Katadata, di Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.-Weradio.co.id-Katadata
BACA JUGA:Ketua LPS Sepakat Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen Bisa Dicapai, Begini Caranya
RUPTL terbaru menempatkan Independent Power Producer (IPP) untuk berpartisipasi lebih dari 70% dalam memenuhi realisasi pembangkitan listrik guna mencapai target bauran energi dalam RUPTL.
Untuk merealisasikannya, PLN mengandalkan kolaborasi internasional serta skema pembiayaan hijau, termasuk transition financing yang tengah digodok.
Kebutuhan Energi Besar
Dari sisi pelaku usaha, CEO Bosowa Corporindo, Subhan Aksa menyoroti kebutuhan energi rendah emisi di wilayah Indonesia timur. Menurutnya, pertumbuhan konsumsi energi di Sulawesi Selatan mencapai sembilan persen per tahun. Namun, perubahan iklim menimbulkan tantangan besar.
“Pada 2023, kekeringan ekstrem menyebabkan shortage besar pada PLTA sehingga beberapa industri harus dikorbankan. Renewable bukan sekadar beban, tetapi peluang. Namun tanpa dukungan regulasi dan pemerintah, swasta tidak akan berhasil. Kami ingin menjadi mitra pemerintah untuk pemerataan energi di Indonesia timur,” jelas Subhan.
BACA JUGA: Potensi LNG Impor untuk Atasi Masalah Pasokan Gas Domestik, Ini Keterangannya
Subhan menambahkan, peran swasta tidak hanya penting dalam penyediaan teknologi dan investasi, tetapi juga dalam mempercepat adopsi energi bersih di sektor industri.
“Transisi energi memerlukan langkah nyata dan arah kebijakan yang jelas. Dengan insentif yang tepat, pelaku industri akan lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam solusi energi hijau,” ujar Subhan.
Bosowa sendiri kini berinvestasi dalam energi terbarukan dan penggunaan alternative fuel seperti biomassa guna mendukung transformasi menuju energi yang lebih hijau.
Dari sektor digital, VP Operations DCI Indonesia, Lucas Adrian mengingatkan, lonjakan permintaan energi juga datang dari pertumbuhan pesat pusat data (data center).
BACA JUGA:Jahja Setiaatmadja Jual 1 Juta Lembar Saham BBCA, Apa Tujuannya?
“Pertumbuhan data center di Indonesia diperkirakan mencapai Compound Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 20 persen per tahun dalam 4-5 tahun ke depan. Data center adalah konsumen listrik yang sangat besar. Kami harus menjaga standar service level agreement (SLA) terkait ketersediaan daya, suhu, hingga kelembapan. Itu artinya pasokan listrik harus selalu stabil,” jelasnya.
Energy Insights Forum merupakan forum diskusi bulanan hasil kolaborasi Kadin Bidang ESDM dan Katadata. Forum ini dibentuk untuk mendorong ekosistem investasi energi Indonesia yang inklusif, transparan, dan berorientasi ke depan. Ajang ini menjadi platform strategis bagi pemangku kepentingan publik maupun swasta dalam memperkuat kolaborasi menuju transisi energi nasional.
Selain forum, Kadin Bidang ESDM juga menerbitkan Buletin Energi secara rutin setiap bulan. Buletin ini membahas perkembangan regulasi, peluang investasi, dan isu-isu terkini sektor energi dan mineral.