Ekonomi di DKI Diprediksi Bakal Cerah di 2026
Ilustrasi pegawai kantoran di Jakarta sedang bersantai di taman-gambar dibuat dengan leonardo Ai-
JAKARTA,Weradio.co.id - Kabar gembira buat warga JAKARTA. Soalnya, Bank Indonesia DKI JAKARTA memproyeksikan ekonomi JAKARTA berpeluang tumbuh lebih tinggi, yaitu 4,7 persen hingga 5,5 persen "year on year" (yoy) pada tahun 2026.
Angka pertumbuhan bisa tercapai karena dukungan penyaluran kredit pada kisaran 9 persen hingga 12 persen serta inflasi berada di dalam sasaran 2,5 persen yang diproyeksikan naik atau turun sebesar satu persen.
“Bank Indonesia DKI akan mengimplementasikan Simfoni Jakarta melalui tiga program utama, yakni 'Protect Jakarta', 'Connect Jakarta' dan 'Forward Jakarta' untuk mencapai target tersebut,” kata Deputi Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, Yosamartha dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia seperti dikutip Weradio.co.id dari antara.
Ia menjelaskan, Program "Protect Jakarta" bertujuan untuk memperkuat ketahanan melalui stabilitas harga, keamanan sistem pembayaran dan perlindungan konsumen.
BACA JUGA:Data Terupdate Jumlah Korban Bencana Banjir dan Longsor di Sumbar
Upaya ini diwujudkan melalui penguatan kerja sama antardaerah, dukungan terhadap program bantuan sosial, pengembangan ekosistem perlindungan konsumen serta koordinasi lintas otoritas dalam mencegah "fraud" atau tindak pidana pencucian uang.
Kemudian "Connect Jakarta" bertujuan untuk memperkuat sinergi berbagai unsur pentahelix di DKI Jakarta baik pelaku usaha, perbankan, investor, akademisi hingga media melalui forum strategis seperti "Jakarta Economic Forum", "Jakarta Kreatif Festival" dan lainnya.
Sedangkan "Program Forward Jakarta" bertujuan untuk mendorong inovasi dan akselerasi digital melalui QRIS Tap pada layanan transportasi, lomba digitalisasi pasar percepatan inklusi keuangan serta elektronifikasi pemda untuk efisiensi dan transparansi transaksi.
Ia mengatakan, risiko global dan domestik masih perlu diwaspadai termasuk ketidakpastian geopolitik, perlambatan global serta daya beli yang masih tertahan.
BACA JUGA:KPK Segera Proses Pembebasan Ira Puspadewi Usai Dapat Rehabilitasi
Menurut dia, fokus sinergi kebijakan pada 2026 yaitu ketahanan dan kemandirian pangan melalui penguatan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Kemudian penguatan sektor ekonomi utama seperti pariwisata, ekonomi kreatif, investasi produktif, UMKM, keuangan syariah dan ekonomi hijau.
Selain itu perluasan ekonomi dan keuangan digital, termasuk untuk penyaluran bansos dan pengelolaan transportasi publik. 'Dengan strategi tersebut, Bl memperkirakan perekonomian Jakarta berpeluang tumbuh lebih tinggi di tahun depan,” katanya.